(foto/istimewa) |
Dimensintb.com, Surakarta– Pariwisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, sektor ini menghadapi tantangan besar sebagai penyumbang signifikan emisi karbon dan polusi lingkungan.
Dalam upaya menciptakan destinasi wisata ramah lingkungan, LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Seminar Nasional Hibah Penelitian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Teknologi 2024 bertema "Energizing Green Future in Developing Geothermal Policy and Sustainable Tourism Indonesia".
Seminar ini diselenggarakan di Hotel The Sunan Solo, dengan dihadiri Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI; Direktur Merek dan Indikasi Geografis Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, Bupati Lombok Timur, Kanwil Kemenkumham NTB, Pertamina Foundation, Pertamina New dan Renewable Energy.
Selanjutnya juga perusahaan pengembang energi panas bumi, seperti PT Medco Power Indonesia, PT Geo Dipa Energi, PT Ormat Geothermal Indonesia; serta dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.
Dalam rangkaian acara ini, dilakukan pula penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara LPPM UNS dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Kerja sama ini bertujuan memperkuat kolaborasi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan pariwisata berkelanjutan di kawasan tersebut.
Ketua panitia, Dr. Abdul Kadir Jaelani, MH, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan, untuk Meningkatkan komunikasi antara pemerintah, pemangku kebijakan, dan dunia akademik, Membangun kerja sama antara peneliti atau dosen dengan pemangku kepentingan terkait.
Mengidentifikasi persoalan hukum terkait EBT dalam pengembangan pariwisata: Memberikan solusi hukum untuk pengembangan EBT melalui diskusi yang melibatkan berbagai pihak dan Membuka ruang diskusi antara masyarakat, mahasiswa, dosen, dan pemerintah.
Ketua LPPM UNS, Prof. Dr. I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani, MM, menegaskan pentingnya forum ini untuk membahas strategi pengembangan kebijakan energi terbarukan dan pariwisata berkelanjutan.
“Pemerintah, akademisi, dan pelaku industri memiliki peran strategis dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pembangunan pariwisata ramah lingkungan berbasis energi terbarukan, khususnya energi panas bumi yang memiliki potensi besar di Indonesia,” jelasnya.
Seminar ini menjadi langkah awal dalam membangun sinergi antara pemerintah, peneliti, dan pelaku usaha untuk menciptakan masa depan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.(*)
Comments
Post a Comment