(foto/dimensintb) |
Oleh : Dr. Wina Wardiana, M.Pd. Peneliti dan Doktor Muda UIN Mataram
Dimensintb.com - Transformasi digital telah membawa perubahan signifikan pada pola pikir dan perilaku masyarakat Indonesia terutama di Nusa tenggara Barat, khususnya dalam konteks moderasi beragama. Media sosial menjadi alat utama dalam penyebaran pesan-pesan agama, memungkinkan dialog antaragama, dan memperkuat toleransi di tengah masyarakat yang beragam.
Namun, tantangan besar seperti penyebaran konten ekstremis dan hoaks, bahkan ujaran kebencian juga ikut mengiringi kemajuan teknologi ini sejak revolusi industri di gaungkan.
Dalam konteks ini, literasi digital menjadi kunci penting. Kemampuan masyarakat nusa tenggara barat untuk memfilter informasi dan bersikap kritis terhadap konten yang mereka pelajari sangat dibutuhkan agar moderasi beragama dapat terus ditegakkan.
Kolaborasi antara pemimpin agama, pemerintah, dan platform media sosial sangat diperlukan untuk memaksimalkan potensi positif teknologi ini, sekaligus meminimalkan dampak negatifnya.
Sehingga, dengan kita bersama sama melakukan ikhtiar moderasi beragama, para ummat beragama diharapkan memiliki pemahaman secara mendalam dan yakin terhadap suatu pilihan dengan bijak terhadap agama pilihannya yang disertai dengan pandangan dan sikap terbuka, dalam arti menghormati di atas perbedaan tafsir terhadap ajaran agamanya masing-masing dan saudara kita yang memiliki keyakinan agama berbeda dengan kita.
Bahkan dengan saudara saudara yang berbeda ini, kita satukan harapan besar untuk menciptakan keindahan dalam beragama untuk sama-sama membangun keutuhan bangsa, menciptakan harmoni dalam kehidupan social, dan perdamaian dunia.
Dengan pendekatan yang tepat dan penggunaannya secara bijak tentu media sosial dapat menjadi jembatan kuat untuk membangun masyarakat moderat yang inklusif dan toleran serta menjaga kerukunan beragama di Indonesia sehingga tidak menimbulkan perpecahan yang di akibatkan oleh isu agama.(*)
Comments
Post a Comment