Mirzoan Ilhamdi ketua Lambur Community. (foto/dimensintb)

Dimensintb.com, Lombok Timur - Belanjakan. Olahraga ini berasal dari permainan tradisional masyarakat Lombok zaman dahulu. Permainan ini biasanya mainkan setiap musim panen padi tiba. Karena permainan ini dilakukan di tengah sawah, dengan membuat arena hanya beralaskan jerami kering sisa dari panen padi. Permainan ini dilakukan untuk mengisi waktu kosong saat menunggu padi hasil panen di sawah.  

Meski permainan ini berasal dari Pulau Lombok. Namun tidak semua daerah mengenal dan mengetahui olahraga sekaligus budaya satu ini. Tidak seperti budaya peresean yang hampir setiap sudut pulau Lombok, bahkan dunia sudah mengenalnya.  Olahraga belanjakan ini berkembang dan telah menjadi budaya masyarakat Kecamatan Masbagik.

Belanjakan sendiri merupakan, olahraga perpaduan antara muaythai dengan gulat. Perbedaannya, Belanjakan tidak diperbolehkan memukul. Hanya diperbolehkan menendang, mengunci, mendorong dan membanting. 

"Kalau muaythai boleh memukul, klau belanjakan ini tidak boleh. Tetapi kalau belanjakan ketika musuh jatuh bisa di kunci lehernya menggunakan lengan sampai musuh mengalah. Dan belanjakan ini kebanyakan menggunakan kaki dan membanting," terang Mirzoan Ilhamdi ketua Lambur Community, Senin (16/9).

Diceritakan, olahraga belanjakan ini sempat dihentikan pada tahun 1995 lalu, dikarenakan saat itu belum ada wasit profesional yang mengatur jalannya permainan. Sehingga rentan terjadi keributan antara pemain bahkan antar desa. Sehingga terpaksa ditutup dan tidak diberikan izin lagi.

Pada tahun 2016 lalu, olahraga ini kembali  diizinkan dan digelar di Kecamatan Masbagik.  Setiap tahun olahraga ini selalu ditampilkan, terutama setiap Festival Masbagik. Belanjakan wajib ada menjadi tontonan masyarakat. Sejak itu olahraga belanjakan kembali aktif di Desa Masbagik dan Desa-desa sekitar.

"Sejak 2016 itu. Belanjakan ini kemudian mulai banyak diminati oleh masyarakat, terutama kalangan muda. Karena modal utama belanjakan ini keberanian dan kekuatan," katanya.

Dalam setahun sebanyak 70 pepadu (Pemain-ted) berhasil di cetak oleh olahraga belanjakan. Pepadu ini tidak hanya dari kecamatan Masbagik sendiri, namun dari luar Kecamatan, bahkan luar Kabupaten. Olahraga ini terus berkembang dan dikemas secara profesional.

Olahraga belanjakan saat ini bukan hanya sekedar permainan tradisional. Namun sudah menjadi ajang mengembangkan bakat dan tempat mencetak atlet-atlet propesional di berbagi cabor. Mulai dari Muaythai, Boxer, karate dan beberapa cabor lainnya.

"Pepadu-pepadu yang berhasil mendapatkan juara di belanjakan ini, sebagian besar akan melanjutkan karier mereka di cabor yang lain. Belanjakan ini menjadi dasar bagi mereka. Setelah mendapatkan juara di Belanjakan mereka akan ditarik dan dibina sesuai dengan minat mereka. Baik di boxer, muaythai, karate dan yang lain," jelasnya.

Sejauh ini puluhan atlet berprestasi telah dilahirkan oleh Olahraga belanjakan ini di berbagai cabor. Baik prestasi di tingkat kabupaten, Provinsi, Nasional bahkan sampai ke tingkat Internasional. Salah satunya ialah Fery Irawan atlet muaythai yang berhasil meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh, Sumatera Utara Kategori U-23 Kelas 45 kilogram.

Fery Irawan sendiri tercatat dua kali berturut turut menjadi juara belanjakan yakni pada tahun 2022 dan 2023. Karena dinilai memiliki potensi bagus, ia akhirnya ditarik untuk masuk di cabor muaythai. Sejak itu ia fokus latihan dan dibina di cabor muaythai sehingga berhasil menjadi atlet profesional.

"Sejak awal memang kemampuan belanjakan Fery ini menarik perhatian. Sehingga dia ditarik untuk mengikuti latihan dan fokus di Muaythai," jelasnya.

Kendati sudah menjadi budaya dan berhasil mencetak ratusan atlet berprestasi, namun olahraga belanjakan saat ini belum memiliki arena khusus sebagai tempat latihan bahkan tarung. Latihan biasanya dilakukan di tempat cabor-cabor yang lain.

Dirinya berharap agar olahraga sekaligus budaya belanjakan ini bisa diperhatikan oleh pemerintah. Baik dari segi sarana prasarana untuk mengembangkan olahraga ini menjadi lebih baik lagi. Sehingga bisa melahirkan atlet berprestasi lainnya.

Selain itu, dirinya juga berharap agar olahraga ini bisa dimasukkan menjadi salah satu Cabor dan bisa masuk KONI. Sehingga atlet dari belanjakan bisa lebih fokus mengembangkan bakat di bidang belanjakan tanpa harus pindah ke cabor lain.

"Itu yang sedang kami dorong bagaimana belanjakan ini bisa dijadikan sebagai salah satu Cabor. Tetapi minal ada lima kabupaten yang harus punya budaya ini baru bisa dimasukkan di salah satu Cabor. Kaku tidak bisa jadi cabor, paling tidak ada support dari pemerintah, agar kami bisa mengembangkan bakat yang dimiliki anak-anak muda kita," tutupnya

Sebelumnya, camat Masbagik Agus Safandi mengungkapkan mewakili Masyarakat Masbagik, ia berharap ada perhatian dari  Pemprov dan Pemkab terhadap event tradisional belanjakan. Terutama terhadap fasilitas dalam latihan dan terselenggara kegiatan event tradisional belanjakan.

"Kita berharap ada perhatian terhadap event belanjakan, termasuk bisa membantu fasilitasnya. karena ini cikal bakal atlet kita, salah satunya Fery Irawan," tandasnya.(*)