(foto/istimewa) |
Dimensintb.com, Lombok Timur - Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, oleh masyarakat di Lombok Timur, khususnya masyarakat pringgasela raya kembali menggelar tradisi unik yang setiap tahunnya selalu dinantikan oleh banyak kalangan, yakni menyiapkan Ribuan dulang dan kain tenun Pringgasela Raya.
Tradisi ini dijadikan budaya, bukan hanya sekadar seremoni keagamaan. Melainkan sebagai upaya menjaga dan melestarikan warisan leluhur yang kini menjadi sorotan nasional, bahkan viral di media sosial.
Sejarah Tradisi 1500 Dulang dan Kain Tenun Pringgasela Raya
Tradisi 1500 dulang pada dasarnya merupakan bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW melalui simbol-simbol makanan, pakaian, dan sajian yang disusun di atas dulang atau nampan besar. Setiap keluarga di desa-desa sekitar, terutama di Pringgasela Raya, Lombok Timur, membawa dulang-dulang tersebut yang berisi berbagai jenis makanan dan hiasan sebagai bentuk syukur.
Tidak hanya berisi makanan, tradisi ini juga diwarnai dengan keberadaan kain tenun Pringgasela Raya yang menjadi identitas utama masyarakat setempat. Kain ini dipakai dalam prosesi, baik oleh peserta maupun sebagai penghias dulang. Pringgasela sendiri terkenal sebagai sentra pengrajin kain tenun tradisional yang motif-motifnya kerap mengandung filosofi mendalam tentang kehidupan, alam, dan agama.
Perjalanan Maulid Nabi di Pringgasela Raya
Rangkaian perayaan Maulid Nabi di Pringgasela raya Lombok Timur dimulai jauh sebelum puncak acara. Masyarakat sudah mempersiapkan berbagai persiapan, seperti menghias dulang, merancang pakaian tradisional, serta mengadakan doa bersama di masjid-masjid.
Pada hari puncaknya, ribuan dulang diarak dari masing-masing rumah menuju masjid utama atau lapangan tempat prosesi berlangsung. Setiap dulang dihias sedemikian rupa dengan warna-warni yang mencolok dan makanan tradisional khas Lombok.
Salah satu yang menarik perhatian dalam perayaan tahun ini adalah viralnya kain tenun Pringgasela Raya yang dikenakan para peserta dan menghiasi prosesi. Kain tenun tersebut, dengan motif tradisional yang dipadukan dengan desain modern, kini tidak hanya dilihat sebagai simbol budaya lokal, tetapi telah mendunia melalui media sosial. Banyak netizen yang mengunggah foto dan video tentang keindahan kain tersebut, menyoroti nilai estetika dan makna filosofis di baliknya.
Nilai Filosofis dan Spiritual di Balik Tradisi
Tradisi 1500 dulang bukan hanya tentang kemeriahan dan keindahan, tetapi memiliki makna mendalam bagi masyarakat Lombok. Setiap dulang yang dibawa ke masjid merupakan simbol dari rasa syukur atas berkah dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Makanan-makanan yang disusun di atas dulang juga menggambarkan rezeki yang melimpah serta harapan agar masyarakat tetap hidup dalam kesejahteraan dan persatuan.
Sementara itu, kain tenun Pringgasela Raya yang dipakai dalam prosesi merupakan simbol kekayaan budaya dan identitas masyarakat Lombok Timur. Setiap motif yang terdapat pada kain tenun ini menceritakan kisah dan pesan-pesan moral, seperti tentang kebijaksanaan, keharmonisan, dan hubungan manusia dengan alam. Motif-motif tenun yang kerap digunakan, antara lain motif alam, yang menggambarkan hubungan erat masyarakat dengan lingkungan sekitar mereka.
Respon Masyarakat dan Pemerintah
Viralnya tradisi 1500 dulang dan kain tenun Pringgasela raya di media sosial menarik perhatian banyak pihak. Banyak masyarakat dari luar daerah hingga wisatawan mancanegara yang menunjukkan ketertarikan untuk datang langsung menyaksikan acara ini.
Pemerintah daerah pun turut berperan aktif dalam mempromosikan tradisi ini sebagai bagian dari agenda pariwisata budaya tahunan. Tutur dari kepala desa pringgasela Azizan Zohri, ST. Selain itu, pemerintah juga memberikan dukungan kepada para pengrajin kain tenun Pringgasela raya agar produk mereka semakin dikenal di pasar internasional.
Dinas Pariwisata Lombok Timur menyabut baik tradisi 1500 dulang dan kain tenun Pringgasela Raya bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Dengan makin populernya kain tenun ini di berbagai platform digital, "Kami optimis dapat mengangkat nama Lombok Timur sebagai destinasi wisata budaya unggulan di Indonesia," katanya.
Harapan untuk Masa Depan
Viralnya tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW dengan 1500 dulang dan kain tenun Pringgasela Raya ini diharapkan mampu membawa dampak positif, tidak hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga untuk pengembangan budaya Indonesia secara keseluruhan. Perayaan ini memperlihatkan betapa kayanya khazanah budaya Nusantara yang perlu terus dijaga dan dipromosikan agar tidak punah di tengah arus modernisasi.
Di tengah gempuran zaman dan pengaruh globalisasi, menjaga kelestarian budaya lokal menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan makin dikenalnya tradisi seperti ini di kancah internasional, diharapkan masyarakat, terutama generasi muda, semakin bangga dengan warisan leluhur dan terus menghidupkan tradisi tersebut di masa depan.
Dengan harapan kedepannya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lombok Timur khsus nya di desa pringgasela raya, dengan tradisi 1500 dulang dan kain tenun Pringgasela Raya, bukan hanya sekadar acara keagamaan, tetapi juga sebuah perwujudan cinta masyarakat terhadap warisan budaya dan agama.
Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya mengenang teladan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga merayakan kekayaan budaya yang sudah diwariskan turun-temurun. Dengan viralnya tradisi ini, baik di tingkat nasional maupun internasional, diharapkan budaya lokal semakin dihargai dan lestari untuk generasi mendatang.(*)
Comments
Post a Comment