(foto/istimewa)


Dimensintb.com, Lombok Timur - Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar Sosialisasi Penguatan Kapasitas Aktor Kerukunan Umat Beragama Angkatan ke-VI di Puri Al-bahro Sawing Kecamatan Selong Lombok Timur. Dengan tujuan untuk memperkuat sinergi dalam menjaga kerukunan di tengah modernisasi kehidupan beragama.


Acara ini dihadiri langsung oleh anggota DPR RI komisi VIII dari fraksi Demokrat Dr. IR. H. Nanang Samodra, KA., M.Sc. dan Prof. DR. S. Ali Jadid Alidrus, M.Pd Guru Besar IAIN Mataram, yang keduanya merupakan narasumber dalam acara sosialisasi.


Hadir juga sebagai peserta dalam acara Sosialisasi Penguatan Kapasitas Aktor Kerukunan Umat Beragama Angkatan ke-VI antara lain dari unsur Pegawai Kemenag Lombok Timur, tokoh agama dan tokoh masyarakat, tokoh wanita dan tokoh pemuda.


Acara dibuka secara resmi oleh perwakilan Kementerian Agama Provinsi NTB. Mengawali sambutannya, menyampaikan Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar peraturan perundang-undangan, peraturan Kemenangan dan surat edaran. Dimana poinnya dalam edaran bahwa percepatan implementasi pembuatan modernisasi beragama, bagi ASN di kementerian agama.


Selanjutnya kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan moderasi beragama dapa teraplikasi dalam sikap dan perilaku, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh wanita dan tokoh pemuda dalam modernisasi lintas agama khususnya yang hadir sebagai peserta.


"Seperti yang hadir ini bisa menjadi teladan tokoh penerjemah dan sekaligus juru kampanye moderasi beragama ditempat masing-masing, ditengah-tengah kita di NTB," ungkap ketua Panitia yang sekaligus mewakili Kementerian Agama NTB.


Dikatakannya kegiatan ini sangat penting untuk dilaksanakan dan menjadi pegangan semua pihak dalam kehidupan beragama. "Melalui moderasi beragama ini kita harap warga negara bisa bijak dalam melaksanakan beragama. Bukan dengan moderasi beragama kita beragama setengah-setengah, tapi bagaimana beragama secara moderat," katanya.


Sementara, Dr. IR. H. Nanang Samodra, KA., M.Sc. awali materinya menyampaikan, yang memberikan pandangannya terkait peran penting pemerintah dalam memperkuat kerukunan di masyarakat. Ia menyebut bahwa upaya modernisasi beragama seharusnya difokuskan pada penguatan dialog dan saling memahami antar umat beragama agar tercipta masyarakat yang toleran dan damai.


"Pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk terus mendukung segala bentuk upaya yang memperkuat kerukunan umat beragama. Modernisasi beragama adalah peluang bagi kita semua untuk memperkuat persatuan di tengah keberagaman," ungkap Nanang dalam sambutannya.


Pada kesempatan itu, Nanang Samodra mengungkapkan ada tiga dalam kerukunan beragama yaitu antara lain kerukunan internal agama, kerukunan eksternal agama dan kerukunan agama dengan pemerintah. "Ketiga itu kunci dalam kita menjaga kerukunan beragama. Tapi karena kita satu agama maka kita membahas kerukunan internal beragama," ujarnya.


Ditempat sama, Prof. DR. S. Ali Jadid Alidrus, M.Pd mengungkapkan, Islam dan muslim adalah diksi satu kesatuan, dalam Islam itu menjadi rahmatan lil alamin dan muslim juga rahmatan lil alamin.


"Problem itu tidak hanya relasi antar umat beragama, tapi justru banyak konflik relasi di internal beragama. Kita juga ingat sejarah menunjukan bahwa Republik Indonesia ini, ada beberapa karakter yang menjadi pilihan yaitu moderat, Pemuda dan religius," pungkasnya.(*)