(foto/istimewa)

Dimensintb.com, Lombok Timur - Di bawah langit yang kelabu, Desa Loyok berdiri dengan segala kekayaan sejarah dan budaya yang menyelimuti setiap jengkal tanahnya. Setiap hembusan angin seolah membawa bisikan masa lalu yang penuh teka-teki, menambah aura misteri yang menyelimuti desa ini.

Madrasah Tsanawiyah (MTS) NW Loyok, sebuah bangunan tua yang megah dalam kesederhanaannya, berdiri kokoh di tengah desa. Dinding-dindingnya yang berlumut seolah menjadi saksi bisu dari ribuan cerita yang terpendam.

Namun, perhatian tidak hanya tertuju pada bangunan tua tersebut. Di sudut depan sekolah, sebuah makam sederhana tanpa nama berdiri dengan batu nisan yang telah lapuk dimakan waktu, menambah aura misteri yang mengundang rasa penasaran.

Inilah makam "Papuq' Motong", yang dalam bahasa Indonesia berarti "Kakek Terbakar". Makam ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pemandangan sehari-hari sejak ditemukan pada saat pembangunan madrasah tahun 1980. Setiap kali melintasinya, warga desa tak luput dari rasa penasaran dan kekaguman.

Di balik batu nisan yang sederhana namun penuh aura ini, tersimpan sebuah kisah yang begitu kaya dan menggelitik rasa ingin tahu. Kisah ini telah menjadi topik hangat yang terus diperbincangkan di tengah masyarakat Loyok, seolah menjadi jembatan penghubung antara masa lalu dan masa kini.

Menurut cerita yang mengalir dari mulut ke mulut, Papuq' Motong adalah seorang pejuang kemerdekaan yang berani dan tak gentar menghadapi musuh. Ia dikenal sebagai sosok yang gigih memperjuangkan tanah airnya, sebuah simbol keberanian yang melampaui batas waktu.

Namun, dalam sebuah peristiwa tragis yang menyayat hati, rumahnya dibakar oleh penjajah Jepang. Papuq' Motong, dengan segala keberanian dan tekadnya, ikut terbakar bersama hunian yang menjadi tempat berlindungnya, meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah desa ini.

Cerita ini telah menjadi legenda hidup, menari-nari dalam ingatan warga Desa Loyok. Namun, hingga kini, cerita ini masih berupa legenda yang belum terangkai menjadi fakta nyata.


Harapan di Tengah Misteri

Kepala Dusun Loyok, Mursyidin Khair, dengan wajah yang penuh harap, mengungkapkan pandangannya tentang makam ini. "Belum ada bukti konkret tentang asal-usul makam Papuq' Motong," ujarnya dengan nada yang mengandung harapan besar akan terungkapnya kebenaran.

Mursyidin menambahkan dengan penuh semangat, "Kita memerlukan penelitian dari para ahli sejarah untuk mengungkap misteri ini. Hanya dengan begitu, kita bisa mengetahui kebenaran di balik legenda ini, dan memberikan penghormatan yang layak bagi Papuq' Motong."

Harapan Mursyidin adalah sebuah impian sederhana namun sarat makna. Ia berharap agar makam ini diakui sebagai cagar budaya, sehingga dapat mengisahkan kekayaan sejarah Lombok kepada dunia, mengangkat martabat dan kebanggaan masyarakat setempat.

Misteri makam Papuq' Motong adalah cerminan dari khazanah budaya Pulau Lombok yang terpendam, menanti untuk diungkap dan dihargai. Setiap cerita yang belum terpecahkan ini adalah bagian dari warisan yang menunggu untuk menjadi kebanggaan bersama.

Di balik kisah yang belum terjawab ini, terletak warisan yang menunggu untuk diangkat, sebuah jejak sejarah yang seharusnya tidak terlupakan oleh waktu. Makam ini, meski sederhana dalam penampakannya, menyimpan potensi besar untuk menjadi titik awal bagi pengungkapan sejarah yang lebih luas.

Penghargaan dan pengakuan terhadap makam ini tidak hanya akan mengangkat sejarah setempat, tetapi juga menambah kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia, sebuah negara yang kaya akan tradisi dan sejarah.

Di masa depan, harapan akan adanya langkah konkret untuk melestarikan dan mengungkap misteri makam Papuq' Motong terus menguat. Sebuah langkah kecil yang dapat memberikan dampak besar bagi pemahaman kita tentang masa lalu, dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang.(*)