(foto/istimewa)


Dimensintb.com, Lombok Timur - Turnamen gasing tradisional bertajuk Laga Sasak Batu Mulut Cup 3 resmi dimulai di Lapangan Gasing Lingkungan Batu Mulut, Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong, Lombok Timur.


Acara pembukaan ini diresmikan oleh Ketua Laskar Gasing Sasak (Laga Sasak), Lalu Guruh Aprianto, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya melestarikan permainan tradisional sebagai bagian dari budaya lokal Sasak.


"Perlunya melestarikan permainan tradisional yang merupakan bagian dari budaya lokal Sasak untuk tetap terjaga kelestariannya sehingga para generasi penerus bisa mengetahui keanekaragaman permainan tradisional yang dimiliki bangsa Sasak," ujar Lalu Guruh Aprianto. Sabtu (15/06)



Ia juga menggarisbawahi pentingnya kekompakan di antara para pecinta gasing. "Di samping itu, perlunya kekompakan dari para pecinta gasing ini sehingga tujuan yang ingin dicapai ke depan bisa terwujud. Karena tanpa kekompakan, apapun yang ingin dicapai tidak akan terwujud," tambahnya.


Laskar Gasing Sasak, lanjut Lalu Guruh, merupakan tempat berhimpunnya para pecinta gasing. "Nama Laga Sasak ini merupakan branding yang harus tetap kita tunjukkan kepada dunia luar agar tetap terjaga," tegasnya.


Turnamen ini dibuka dengan pertandingan antara Grup Tibu Ngerak dari Kelurahan Denggen melawan Grup Sinar Rinjani yang berasal dari Desa Lando. Kedua tim menunjukkan semangat dan keterampilan tinggi dalam mengayunkan gasing mereka, memperlihatkan kebanggaan akan tradisi yang diwariskan turun-temurun.


Ketua panitia, Lalu Nursiwan, sampaikan bahwa Laga Sasak Batu Mulut Cup 3 kali ini diikuti oleh 19 tim yang berasal dari Lombok Timur dan Lombok Tengah.


"Kegiatan ini dijadwalkan akan berlangsung sampai dengan 30 Juli 2024. Kami berharap melalui turnamen ini, tidak hanya menjaga dan melestarikan budaya tradisional, tetapi juga mempererat hubungan sosial antar masyarakat," kata Lalu Nursiwan.


Lalu Nursiwan juga menambahkan bahwa turnamen ini diharapkan bisa menjadi ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga warisan budaya.


"Melalui kegiatan seperti ini, kita mengajak generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai permainan tradisional. Ini adalah bagian dari identitas kita yang harus kita jaga bersama," tegasnya.


Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga festival budaya yang mempertemukan berbagai komunitas dan generasi dalam semangat kebersamaan dan kekompakan. 


Diharapkan, Laga Sasak Batu Mulut Cup 3 dapat menjadi langkah awal dalam upaya lebih besar untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Sasak ke seluruh dunia.(*)