(foto/istimewa)


Dimensintb.com, Lombok Timur - Sebanyak 70 orang sanitarian di 18 Puskesmas serta dari Dinas Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Lombok Timur hadir dalam kegiatan orientasi pelaksanaan pengawasan kualitas air bagi sanitarian angkatan I dan II di kabupaten Lombok Timur. 


Kegiatan yang berlangsung di Syariah Lombok Hotel, merupakan kerjasama Dinkes Provinsi NTB melalui Dinkes Kabupaten Lombok Timur dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah NTB sebagai pelaksana program UNICEF dengan BAPELKES Mataram. 


Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Lombok Timur, Dr. H Fathurrahman, S.KM,. MM, Direktur PKBI Cabang Lombok Timur, Agus Khairi, mewakili Direktur PKBI Daerah NTB menyampaikan sambutan. Selain itu hadir juga Tim Fasilitator dari Bidang Kesehatan Lingkungan Dinkes Provinsi NTB, dan Tim dari Bapelkes Mataram. Kegiatan orientasi tersebut akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 20 s.d. 22 Mei 204.


Dalam sambutannya, Kadis Kesehatan Kabupaten Lombok Timur menyampaikan terkait kebijakan pemantauan kualitas air yang termuat dalam Permenkes nomor 2 tahun 2023 tentang pelaksanaan PP no 66 tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan menjadi salah satu konsern dari Dinas Kesehatan yang mana Sanitarian sebagai ujung tombak mengawal dan melaksanakan pemantauan kualitas air khususnya di lokasi wilayah kerja puskesmas. 


H. Fathurrahman juga menyebutkan persoalan kesehatan ini cukup erat kaitannya dengan persoalan air. Ia mencontohkan keterkaitannya antara pentingnya pemantauan kualitas air guna mencegah persoalan stunting dan mencegah kematian karena diare. 


“Buruknya akses air minum, sanitasi dan hygiene berkontribusi sebesar 15% terhadap kondisi malnutrisi anak. Kedua, 58% kejadian diare dapat dikaitkan dengan beberapa faktor antara lain 34% disebabkan oleh buruknya akses air minum, sementara kondisi sanitasi dan hygiene yang buruk menyumbang sebanyak 19% sampai 20%,” terang H. Fathurrahman. 


Sehingga harapannya kegiatan yang terlaksana hari ini selain meningkatkan kapasitas Sanitarian di ruang kelas, juga praktek lapangan diharapkan dapat diikuti dengan serius oleh peserta sehingga Sanitarian dapat benar-benar profesional dalam menjalankan tupoksi dan meningkatkan kinerja pelayanan khususnya di Puskesmas.

  

Sementara itu, WASH Officer UNICEF kantor perwakilan NTT dan NTB, Rostia La Ode Pado dalam sambutannya mengatakan UNICEF adalah Lembaga PBB yang diberi mandat untuk menjamin bahwa hak-hak anak terpenuhi, termasuk hak untuk mendapatkan akses air bersih, sanitasi, promosi kesehatan dan pengelolaan sanitasi yang aman.  


“World Water Forum (Forum Air Dunia) menekankan isu internasional kalender setiap tiga tahun sebagai salah satu yang terbesar sebagai ajang pertemuan multi-stakeholder terkait air. Forum Air Dunia edisi ke-10 diselenggarakan bersama oleh Dewan Air Dunia dan Republik Indonesia yang berlangsung dari tanggal 18 hingga 24 Mei 2024 di Bali, dan  mengambil tema “Water For Shared Prosperity/ Air untuk kesejahteraan bersama”, ungkapnya.


Pada kesempatan tersebut, Rostia juga mengucapkan selamat kepada Dinkes Provinsi NTB, Bapelkes dan HAKLI, Dinkes Kabupaten Lombok Timur serta mitra pelaksana PKBI daerah NTB atas penyelenggaraan kegiatan orientasi yang melibatkan Tenaga Sanitasi Lingkungan, setelah pada minggu sebelumnya telah selesai melaksanakan pelatihan Kader di Puskesmas.


“Semoga dengan adanya kegiatan hari ini bisa menjadi wadah untuk peserta maupun pelatih saling bertukar praktik baik, pengalaman dan pembelajaran dalam melakukan pemeriksaan kualitas air dan kampanye di Masyarakat untuk air yang aman. Dengan NTB menjadi provinsi yang sudah mencapai status deklarasi pilar 1,2 dan 3 STBM terverifikasi, harapannya Fasilitator bisa memberikan penguatan kepada TSL untuk mempertahankan perilaku pilar 3 STBM yang di dalamnya adalah mengelola air dan makanan yang aman. Kegiatan kolaborasi ini dengan menghadirkan kementerian Kesehatan, HAKLI, pelatih dari Dinkes Lobar, Dinkes Lotim, Dinkes Prov. NTB, Bapelkes Mataram dan HAKLI Pusat untuk menambah wawasan kita terkait dengan pelaksanaan pengawasan kualitas air,” harap Rostia. 


Sementara itu, Agus Khairi, selaku Direktur PKBI Lombok Timur, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan pemeriksaan pemantauan kualitas air di kabupaten Lombok Timur sebagai lokasi sampel. Agus Khairi juga menyampaikan bahwa bukan kali ini saja UNICEF melalui PKBI daerah menjadikan Lotim wilayah program, sebelumnya program lingkar remaja juga dianggap cukup berdampak pada peningkatan kapasitas remaja. Mengingat program Integrasi Layanan Primer khususnya WASH yang fokus intervensi pada peningkatan kualitas layanan dasar dan pemeriksaan kualitas air, sehingga harapannya tiap kegiatan juga dapat terintegrasi dengan program lain seperti eliminasi TB yang juga sedang dilaksanakan PKBI daerah melalui cabang kabupaten/kota di Provinsi NTB.


Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dari narasumber secara hybrid antara lain Anita Rentauli Gultom dari Dit PL Kemenkes RI memaparkan tentang Kebijakan Pengawasan Kualitas Air Minum. Narasumber dari PP HAKLI, Suprapto, S, KM . M Kes memaparkan mengenai Prinsip-prinsip dan strategi Pelaksanaan Pengawasan kualitas air. Setelah sesi paparan materi, para peserta dibagi dalam dua kelas angkatan dan pembelajaran dipandu oleh fasilitator. (*)