Momen saat dilakukan pengguntingan pita di lokasi monumen Tugu Pancasila Desa Dangar, yang juga merupakan Tugu Banteng Hitam. |
Dimensintb.com, Lombok Timur - Desa Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), diremikan langsung oleh Danrem 162/Wira Bhakti NTB Brigjen TNI Agus Bhakti, S.IP, M.IP, sebagai Kampung Pancasila.
Dimana penandatangan prasasti presmian Kampung Pancasila dilakukan di Tugu Banteng Hitam halaman Masjid "Nurul Jihad" Danger Selatan, dilanjutkan peletakan batu pertama program rumah tidak layak huni (RTLH) berlokasi di Bengkaung Selatan Desa Danger Kecamatan Masbgaik.
Acara puncak berlangsung di halaman Kantor Desa Danger Kecamatan Masbagik, pada Senin (27/11). Dihadiri juga oleh Dandim 1615/Lotim Letnan Kolonel Inf. Bayu Sigit Dwi Untoro, Kapolres Lotim, Kepala Dinas PMD Lotim, dan unsur Muspika Kecamatan Masbagik.
Dalam sambutannya, Brigjen TNI Agus Bhakti mengatakan kampung Pancasila itu sudah lama diprogramkan namun baru sekarang bisa terealisasi dan diharapkan Desa Danger akan menjadi Desa Pelopor Kampung Pancasila di Kabupaten Lombok Timur.
Selain itu, Danrem juga mengajak agar bisa menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sehingga akan menjadi landasan dan drap hidup bagi masyarakat di Desa Danger ini dalam kehidupan sehari-harinya dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya
"Kita harapkan Desa Danger ini menjadi pelopor kampung Pancasila. Desa yang akan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila," ungkap Danrem Dihadapan awak media.
Menurutnya, dari Lima sila yang ada dalam ini Pancasila tersebut, sudah terkandung makna yang sangat lengkap seperti sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa akan menanamkan nilai ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Seperti yang terkandung dalam sila pertama dimana kita harus beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi tetap kita menghargai keberagaman dalam beragama baik dalam kelompok maupun golongan,"pesan Agus Bhakti.
Untuk itu Danrem 162/WB mengajak masyarakat Desa Danger untuk menanamkan dan mempedomani nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa yang selalu mengingatkan bahwa untuk selalu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjalankan kewajiban sesuai dengan agama masing-masing, akan tetapi juga wajib saling menghormati dan menghargai apabila ada kepercayaan yang berbeda.
Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab dimana kita wajib untuk saling menghormati dan menghargai serta berlaku adil kepada sesama, tanpa membedakan sikaya maupun simiskin kita semua harus berlaku adil terhadap semua warga Indonesia.
Sila ke tiga persatuan Indonesia dimana kita harus mengedepankan semangat persatuan sebagai warga negara Indonesia harus dibulatkan. Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah, kebijaksanaan dalam permusyawatan perwakilan di sini dituntut partisipasi masyarakat dalam mengambil keputusan dan kebijakan untuk kesejahteraan bersama.
Sedangkan sila ke lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna seluruh rakyat Indonesia berhak untuk mendapat kesejahteraan dan keadilan.
Sebelumnya, Kepala Desa Danger Kaspul Hadi, S.Pd dalam pidatonya mengatakan, bahwa Desa Danger sebelumnya sedikit tertinggal dari desa- dasa yang lain. Tapi setelah dirinya menjabat Desa Danger mulai melajukan pembenahan hingga menjadi Desa berkembang dan saat ini Desa Danger sudah menjadi Desa Mandiri.
"Itu semua tidak terlepas dari pembangunan yang terus dilakukan, mulai pembanguna waterpark, pengolahan sampah, kandang kolektif dan lainya," ungkapnya.
Pada kesematan itu Kaspul Hadi membeberkan bahwa Desa Danger sebagai salah satu tempat para pejuang untuk berkumpul dan melakukan musyawarah dalam merumuskan strategi untuk melawan penjajah belanda saat itu yang dipimpin oleh TGH. Mahsun.
Dimana lokasi Berkumpul tersebut yaitu, Masjid Nurul Jihad Danger Selatan yang merupakan lokasi monumen Banteng Hitam yang dijadikan Tugu Pancasila.
Comments
Post a Comment